Selasa, 03 Mei 2011

MACAM-MACAM TEORI PERKEMBANGAN DAN PENERAPANNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

A.TEORI PERKEMBANGAN
Teori adalah keyakinan umum yang membantu kita menjelaskan apa yang kita amati dan membuat prediksi. Teori yang baik memiliki hipotesis, yang merupakan asumsi yang harus diuji.Macam-macam teori perkembangan :

1.Teori-teori Psikoanalitis
Freud mengatakan kepribadian terdiri dari tiga struktur - id, ego dan superego - dan bahwa kebanyakan pemikiran anak-anak bersifat tidak disadari. Tuntutan struktur kepribadian yang saling bertentangan menyebabkan kecemasan. Mekanisme pertahanan, khususnya represi, melindungi ego dan mengurangi kecemasan. Freud yakin bahwa masalah berkembang karena pengalaman masa anak-anak sebelumnya. Ia mengatakan bahwa individu melampaui lima tahap psikoseksual - oral, anal, phallic, latency dan genital. Selama tahap phallic, Oedipus Complex merupakan sumber utama konflik. 
Erikson mengembangkan suatu teori yang menekankan delapan tahap perkembangan psikososial : kepercayaan versus ketidakpercayaan; otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu; prakarsa versus rasa bersalah; tekun versus versus rasa rendah diri; identitas versus kebingungan identitas; keintiman versus keterkucilan; bangkit versus mandeg; kepuasaan versus kekecewaan (keputusasaan).

2.Teori-teori Kognitif
Piaget mengatakan bahwa anak-anak melampaui empat tahap perkembangan kognitif, yaitu : sensorimotor, praoperasional, operasional konkrit, dan operasonal formal.
Teori pemrosesan informasi mengenai bagaimana individu memproses informasi tentang dunianya, yang meliputi : bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan disebarkan, dan bagaimana informasi diambil kembali untuk memungkinkan kita berpikir dan memecahkan masalah.

3.Teori-teori Perilaku dan Belajar Sosial
Behaviorisme menekankan bahwa kognisi tidak penting dalam memahami perilaku. Menurut B.F. Skinner, seorang pakar behavioris terkenal, perkembangan adalah perilaku yang diamati, yang ditentukan oleh hadiah dan hukuman di dalam lingkungan.
Teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura dan kawan-kawan, menyatakan bahwa lingkungan adalah faktor penting yang mempengaruhi perilaku, tetapi proses-proses kognitif tidak kalah pentingnya. Menurut pandangan belajar sosial, manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilakunya sendiri.

4.Teori Etologis
Konrad Lorenz adalah salah seorang pengembang penting teori etologi. Etologi menekankan landasan biologis dan evolusioner perkembangan. Penanaman (imprinting) dan periode penting (critical periods) merupakan konsep kunci.
Garis besar teori ini mengatakan pada dasarnya sumber dari semua perilaku social ada dalam gen. ada instink dalam makhluk untuk mengembangkan perilakunya. Analogi yang dikemukakan adalah “genes setting the stage, and society writing the play”. Teori ini memberikan dasar bagi pemahaman periode kritis perkembangan dan perilaku melekat pada anak segera setelah dilahirkan.

5.Teori-teori Ekologi
Teori etologis menempatkan tekanan yang kuat pada landasan perkembangan biologis. Berbeda dengan teori etologi, Urie Bronfenbrenner (1917) mengajukan suatu pandangan lingkungan yang kuat tentang perkembangan yang sedang menerima perhatian yang meningkat. Teori ekologi adalah pandangan sosiokultular Bronfenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari 5 sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan gen-gen social (social agent) yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Ke 5 sistem dalam teori ekologis Bronfenbrenner ialah mikrosystem, mesosyem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem.

6.Orientasi Teoritis Eklektis
Tidak satupun toeri dapat menjelaskan kompleksitas perkembangan masa hidup yang kaya dan mengagumkan. Masing-masing teori memberikan sumbangan yang berbeda, dan barangkali strategi yang paling bijaksana adalah mengadopsi perspektif teoritis eklektis jika kita ingin memahami perkembangan masa hidup secara lengkap. Sebagai suatu perspektif, pandangan masa hidup mengkoordinasikan sejumlah prinsip teoritis tentang hakekat perkembangan. Dengan mempertimbangkan gagasan-gagasan tentang perspektif masa hidup bersama dengan teori-teori perkembangan yang ada, maka dapat diperoleh suatu rasa konsep teoritis yang penting dalam memahami perkembangan masa hidup.




B.ORIENTASI DALAM TEORI PERKEMBANGAN

1.Teori yang berorientasi Biologis
Teori ini menitik beratkan pada apa yang yang disebut bakat, jadi factor keturunan dan konstitusi yang dibawa sejak lahir,.perkembangan anak dilihat sebagai pertumbuhan dan pemasakan organisme. Perkembangan bersifat endogen, artinya perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran pre-disposisi yang telah ditentukan secara biologis dan tidak dapat berubah lagi (genotype). Pengaruh lingkungan hanya sekedar menyedikan kesempatan yang baik saja, missal pengaruh suhu, penerangan, pemupukan, dan pangairan yang menguntungkan. Dalam hal ini maka merupakan suatu proses yang spontan, yang oleh piaget (1971) disebut sebagai kelanjutan ganesa-embryo.
Pengaruh lingkungan, yang menguntungkan dan tidak menguntungkan ikut menentukan sifat apa yang terwujud yang dimiliki organisme dalam priode tertentu (fenotype). Kelemahan teori ini nampak dalam penelitian anak-anak kembar. Anak kembar yang identik (satu telur) yang dibesarkan dalam milieu (lingkungan ) yang berbeda, mengalami proses perkembangan yang beda pula.
Kelemahan teori yang berorientasi biologis itu juga kita jumpai pada waktu anak dalam satu kondisi tertentu mampu melaksanakan tingkah laku operasi, yaitu melakukan tingkah laku intelektual pada waktu yang lebih awal dari pada stadium perkembangannya, misalnya anak bisa membaca pada waktu yang sangat awal.

2.Teori yang berorientasi pada Lingkungan
Dalam kelompok teori lingkungan (teori milieu) termasuk teori belajar dan teori sosialisasi yang bersifat sosiologis. Kedua macam teori itu sebetulnya sama karena prinsip sosialisasi itu merupakan suatu bentuk belajar social. Hal ini juga berlaku bagi enkulturasi, yaitu memperolehnya tingkah laku kebudayaan sendiri yang banyak di tulis oleh antropologi budaya, seperti Benedict (1934),Kardiner (1945) mead (a.l.1953).
Teori-teori belajar mempunyai sifat yang berlainan (knoers,1973). Persamaan yang ada di antara berbagai teori belajar itu ialah bahwa mereka semua memandang belajar sebagai suatu bentuk perubahan dalam disposisi seseorang yang bersifat relatif tetap, sedangkan perubahan tersebut tidak di sebabkan oleh pertumbuhan. Disposisi disini di artikan sebagai potensi untuk bertingkah laku, untuk bersikap.
Teori ini beranggapan bahwa sesudah tahun pertama, potensi untuk bertingkah laku yang lebih tinggi tidak tergantung daripada perubahan spontan pada struktur dari organisme, melainkan tergantung pada apa yang kita pelajari dengan teknik-teknik yang tepat. Jadi bila anak hidup dalam suatu lingkungan tertentu, maka anak tadi akan memperlihatkan pola tingkah laku yang khas lingkungannya tadi.
Telah banyak diketahui bahwa misalnya perkembangan bahasa, begitu juga keberhasilan disekolah mempunyai sifat-sifat yang khas lingkungan (overmann, 1971). Para ahli sosiologi mengemukakan bahwa kemungkinan besar ada semacam watak (rolff, 1970). Watak social ini menurut fromm (1941) adalah inti struktur watak yang dimiliki oleh semua anggota satu budaya atau sub-budaya tertentu. Watak social berlainan dengan watak individual yang menunjuk pada perbedaan yang ada diantara orang-orang dari suatu budaya yang sama. Berbagai teori lingkungan ini kurang memperhatikan akan pengaruh pembawaan yang ada relatif kaut dalam perkembangan seseorang.

3.Teori yang berorientasi pada Psikodinamika
Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori belajar dalam hal pandangan akan pentingnya pengaruh lingkungan,termasuk lingkungan primer,terhadap perkembangan.Teori psikodinamika memandang komponen yang bersifat sosio-afektif sangat fundamental dalam kepribadian dan perkembangan seseorang.Menurut teori ini ,maka komponen yang besifat sosio-afektif yaitu ketegangan yang ada dalam diri seseorang,sebagai penentu dinamikanya.
Menurut Sigmund Freud,seorang anak dilahirkan dengan dua macam kekuatan biologis,yaitu libido dan nafsu mati.Kekuatan atau energy ini “menguasai” semua orang atau semua benda yang berarti bagi anak,melalui proses yang disebut kathexis.Kathexis berarti konsentrasi energy psikis terhadap suatu objek atau suatu ide yang spesifik atau terhadap suatu person yang spesifik.
Menurut Freud (Alwisol, 2005:17), kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious).Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem yang terdiri dari 3 unsur, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the Id, the Ego, dan the Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri.

a.Das Es (the Id)
Menurut Freud, das Es berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), munculnya dorongan-dorongan yang merupakan manifestasi das Es, adalah dalam rangka membawa individu ke dalam keadaan seimbang. Jika ini terpenuhi maka rasa puas atau senang akan diperoleh.
Das Es yang dalam bahasa Inggris disebut The Id adalah aspek kepribadian yang dimiliki individu sejak lahir. Jadi das Es merupakan factor pembawaan. Das Es merupakan aspek biologis dari kepribadian yang berupa dorongan-dorongan instintif yang fungsinya untuk mempertahankan konstansi atau keseimbangan. Misalnya rasa lapar dan haus muncul jika tubuh membutuhkan makanan dan minuman.


b. Das Ich
Das Ich yang dalam bahasa Inggris disebut The Ego merupakan aspek kepribadian yang diperoleh sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Freud, das Ich merupakan aspek psikologis dari kepribadian yang fungsinya mengarahkan individu pada realitas atas dasar prinsip realitas (reality principle).

c. Das Ueber Ich
Das Ueber Ich atau the Super Ego adalah aspek sosiologis dari kepribadian, yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normative. Menurut Freud das Ueber Ich terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu. Fungsi das Ueber Ich adalah:
1)Sebagai pengendali das Es agar dorongan-dorongan das Es disalurkan dalam bentuk aktivitas yang dapat diterima masyarakat;
2)Mengarahkan das Ich pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral;
3)Mendorong individu kepada kesempurnaan.
Dalam menjalankan tugasnya das Ueber Ich dilengkapi dengan conscientia atau nurani dan ego ideal. Freud menyatakan bahwa conscentia berkembang melalui internalisasi dari peri-ngatan dan hukuman, sedangkan ego ideal berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.
Kekurangan Pendekatan Psikodinamika yakni:
1)Bentuk yang lebih singkat dan kurang intensif
2)Klien dan treapis umunya duduk berhadapan
3)Terapis tidak memberikan interpretasi secara berkala, melainkan terlibat dalam pertukaran verbal yang lebih sering dengan klien.

Kelebihan psikodinamika (psikoanalitik/terapi psikodinamika)baru:
1)Bentuk penanganan yang lebih singkat dan murah atau lebih intensif
2)Bertujuan mengungkapkan motif-motif bawah sadar dan menghancurkan resistansi dan pertahanan psikologis
3)Fokusnya lebih pada hubungan klien
4)Terpinya membutuhkan dialog yang lebih terbuka dan eksplorasi langsung dari pertahanan klien dan transference disbanding bentuk tradisional.

4.Teori yang berorientasi pada Kerokhanian
Tokoh yang paling utama dalam teori ini adalah Eduard springer (1882-1962). Titik berat pandanganya adalah kekhususan psikis individu. Sesuai dengan pendapat Dilthey (1833-1911). Spranger mengemukakan bahwa gejala psikis seseorang sulit diterangkan seperti halnya menerangkan gejala fisik. Mungkin hal itu dapat dilakukan terhadap gejala fisiologis yang timbul misalnya pada permulaan pemasakan seksual (masa pubertas).
Gejala psikis hanya dapat kita mengerti “mengerti” (verstehen) yaitu kita mengerti dari arti yang ada dalam keseluruhannya. Apa yang diartikan “mengerti” disini bukan merupakan proses rasional saja, melainkan suatu kemampuan untuk dapat merasakan suatu kemampuan untuk dapat merasakan suatu situasi tertentu.
Menurut spranger pengintegrasian sexos(nafsu seks) dan eros( rasa kasih sayang yang mempunyai hakekat etis ), serta berbagai nilai hidup dalam suatu sistem nilai pribadi bersamaan dengan penemuan diri dan pembentukan suatu rencana hidup yang pribadi adalah inti perkembangan seseorang.
Di negeri belanda Langeveld (1959), Calon (1953) dan Beets (1954) dipandang sebagai wakil aliran ilmu kerohanian yang bersifat antropologis. Seperti halnya pada setiap teori, maka teori ini juga mempunyai beberapa variansinya.


5. Teori yang berorientasi pada Interaksionisme
Beberapa teori yang dibicarakan sebelumnya agak bersifat menyimpang, maka dari itu membutuhkan suatu sintesa. Sintesa tersebut didapatakan di dalam teori interaksionisme yang sekarang banyak dianut oleh banyak ahli psikologi perkembangan dibarat. William stern dapatn dipandang sebagai pelopor teori konvergensi yang beranggapan bahwa setiap tingkah laku merupakan hasil pertemuan (konvergensi) antara factor lingkungan.
Teoretikus terkenal dalam interaksionisme adalah piaget (1947). Pendapatnya agak menyimpang karena piaget hanya mamentingkan perkembangan intelektual dan perkembangan moral yang berhubungan dengan itu. Disini moral dipandang sebagai berhubungan dengan intelektual anak. Konsep dalam teori perkembangan Piaget :
1.Intelegensi,suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan.
2.Organisasi,suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.
3.Skema,suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.
4.Asimilasi,proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
5.Akomodasi,suatu pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru
6.Ekuilibrasi,keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi,ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
C.IMPLIKASI TEORI PERKEMBANGAN
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1)Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3)Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4)Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5)Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Implikasi teori perkembangan yang berorientasi pada biologi
1)Guru memberi peluang atau kesempatan kepada para siswanya untuk mengetahui atau mengasah bakat yang ada di dalam dirinya.
2)Guru memberikan arahan tentang bakat setiap anak dan apa yang bisa dilakukan dengan bakat yang dimiliki.
3)Guru tidak boleh menganggap semua siswa itu sama karena setiap siswa memiliki sesuatu yang unik dan berbeda dari yang lain.
Implikasi teori perkembangan yang berorientasi pada lingkungan
1)Sebaiknya pembelajaran itu tidak harus di dalam kelas bisa juga dilakukan di luar kelas.
2)Guru mengajarkan akan pentingnya lingkungan sekitar.
3)Guru memberikan pelajaran akan pengaruh lingkungan terhadap setiap orang.
Implikasi teori perkembangan yang berorientasi pada psikodinamika
1)Guru harus menyadari kalau setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran.
2)Guru mengajarkan kepada siswa dalam mengenal kepribadian mereka sehingga dapat membantu mereka nantinya.
3)Guru menjelaskan kepada siswa akan perkembangan yang sedang mereka alami.

Implikasi teori perkembangan yang berorientasi pada ilmu kerokhanian
1)Guru sebagai tempat curhat siswa,disini siswa diberi kesempatan untuk meluangkan semua hal yang sedang dia alami kepada guru dan guru pun harus siap dijadikan sebagi tempat curhat.
2)Guru memberikan arahan kepada siswa untuk saling peduli kepada sesama.
3)Guru memberikan dorongan-dorongan rokhani kepada siswanya.
Implikasi teori perkembangan yang berorientasi pada interaksionisme
1)Diadakan diskusi di dalam kelas agar terjalin suatu interaksi antar siswa dan guru.
2)Membagi beberapa kelompok di dalam kelas.
3)Guru memberikan tugas kelompok.
4)Guru mengajak siswa untuk lebih mengenal masyarakat sekitar.















PENUTUP


KESIMPULAN

Teori Perkembangan adalah suatu asumsi tentang perkembangan.
a.Teori Psikoanalitis
b.Teori Kognitif
c.Teori Perilaku dan Belajar Sosial
d.Teori Etologis
e.Teori Ekologi
f.Orientasi Teoritis Eklektis

Orientasi Teori Perkembangan
a.Teori yang berorientasi pada biologi
Menitikberatkan pada bakat yang dimiliki
b.Teori yang berorientasi pada lingkungan
Termasuk teori belajar dan teori sosialisasi,dipengaruhi lingkungan
c.Teori yang berorientasi pada psikodinamika
Mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.
d.Teori yang berorientasi pada ilmu kerokhanian
Menitikberatkan pada kekhususan psikis individu
e.Teori yang berorientasi pada interaksionisme
Menitikberatkan pada perkembangan moral


Dengan adanya teori-teori perkembangan, guru dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di kelasnya. Dengan demikian guru bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi siswanya, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa, penyediaan alat-alat peraga dan sebagainya, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh siswa masing-masing.






DAFTAR PUSTAKA



Anonymous. 2006. Teori Perkembanagan Moral http://sylvie.edublogs.org/2006/09/19/teori-perkembangan-moral/. (Online). Diakses Tanggal 1 Oktober 2010.

Apriliyanti,Diana.2010. Sejarah Psikologi Klinis dan Pendekatan Psikodinamika.Online.tersedia:// diana psycho.org.[Sabtu, 29 Mei 2010]
Hamid,Huzaifah.2009. TEORI PERKEMBANGAN.http://
blog pendidikan biologi.org/10/16/2009 /TEORI PERKEMBANGAN
.(Online).Diakses tanggal 1 Oktober 2010

Kusuma Dewi, Damajanti.2009. Educational Psychology Course.Online.tersedia://damajanti.blog.org.[ Sabtu, 29 Mei 2010]

Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar